" Ini karya yang luarbiasa," ujar seorang juri.
" Masterpiece dunia sastra kita," sambung yang lain.
___
Usai sholat subuh, Markudut langsung menuju terminal. Tujuannya jelas menuju Kampung damai, dimana Lintang berada. Dia ingin memberikan penghargaan ini kepada Lintang, sahabatnya. Dia yang layak menerimanya. Dialah penulis ssungguhnya. Lintang. Bukan Markudut. Â Markudut tak mau disebut sebagai seorang plagiat, sebuah julukan yang tabu dalam dunia sastra yang mengagungkan keaslian sebuah karya.Â
Sinar mentari pagi menghantarkannya menuju rumah Lintang di Kampung damai. Sejuta senyum terpancar diwajah Markudut dalam perjalanan. Ya, dia akan mengembalikan penghargaan bergengsi itu kepada pemiliknya yang sah. Dia adalah Lintang, sahabatnya. (Rusmin)
Toboali, Bangka Selatan, hari kedelapan belas ramadan 1408 H.