Mohon tunggu...
Mimin Setia Wati
Mimin Setia Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Nahdatul Ulama Surabaya

Media Pengumplan tugas

Selanjutnya

Tutup

Diary

Duka

17 Oktober 2021   13:40 Diperbarui: 13 November 2021   12:25 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hallo teman- teman, perkenalkan namaku Mimin Setia Wati, aku ingin berbagi cerita  pengalamanku semasa dipesantren, ini adalah pengalaman sekaligus hari duka yang akan menjadi kenangan semasa aku dipesantren.

Pesantren, apa sih pesantren itu? Pesantren adalah pendidikan dengan berbasis tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang sering disebut kyai. Setiap pesantren memilki santri, apa sih santri itu? Santri adalah anak didik yang datang dari jauh untuk belajar tentang ilmu agama dan tinggal diasrama dalam pesantren yang asuhannya dibawah kyai.

Merdunya suara murottal ditengah malam menyelimuti lingkup pesantren, sayup- sayup suara murottal menyusup ke indera pendengarnku, kulirik jam dinding, jam menunjukkan pukul 2.30, "setengah jam lagi waktunya sholat tahajjud" batinku. Namaku Mimin Setia Wati, aku adalah salah satu santri disebuah pesantren salaf yang berbasis modern, aku tinggal dilingkup pesantren ketika aku lulus dari smp hingga kelulusanku menempuh pendidikan sma dipesantren. Kurubah posisiku menjadi duduk sembari mengumpulkan kesadaran, beberapa menit kemudian aku bergeas ke kamar mandi untuk berwudhu sembari membangunkan teman se asrama yang tidak dalam keadaan udzur, aku berjalan kea mar mandi sembari mengamati komplek pesantren yang amat sepi ketika tengah malam. Seusai berwudhu aku bersiap- siap dengan memakai mukenah untuk sholat tahajjud di musholla.

Karna hari ini hari libur maka tidak ada kegiatan apapun selama sehari tetapi tetap wajib sholat berjamaah, jam menunjukkan pukul 12.00 waktunya untuk sholat Dzuhur berjamaah, aku bergegas untuk berwudhu dan pergi ke mushola bersama beberapa teman asramaku, seusai menunaikan sholat Dzuhur berjamaah kita kembali ke asrama masing-masing untuk istirahat, kamipun beristirahat baru 10 menit memejamkan mata diluar asrama terdengar suara kebisingan, aku yang penasaran membuka mata sembari mengamati kebisingan diluar asrama "ada apa si kok nangis nangis" batinku. Sedangkan teman asramaku masih terlelap semua, kulangkahkan kaki keluar asrama, belum sempat keluar temanku sudah menghampiri, dia langsung memelukku sembari menangis sesegukan "k..y..a...a..a..i w..a..a..a..f..f..a..t"ucapnya terbata-bata, aku tercengang mendengar ucapannya, bagaikan disambar petir, sesak rasanya dadaku, tak kuasa kutahan air mataku agar tidak menetes, sedikit demi sedikit butiran bening itu pun membasahi pipiku, aku langsung menangis histeris, akhirnya suara tangisanku membangunkan teman asramaku yang tengah terlelap, mereka yang belum paham situasi masih bertanya-tanya dengan raut muka kebingungan, disela-sela tangisan aku berkata "k...y..y..a..ai w..a..a..f..f..at"mereka  yang sebelumnya tercengang ikut menangis.

Pada siang hari itu kondisi pesantren sangat memilukan, banyaknya tamu yang berdatangan, akhirnya seluruh santri dikumpulkan di mushola untuk berdoa bersama, usai berdoa bersama kondisi pesantren sudah cukup membaik, seluruh santri dibagi untuk membantu pihak dalam, siang berganti sore sore pun berganti malam, tiba saat dimana waktu pemakaman kyai, seluruh santri yang tidak bisa menyaksikan secara langsung hanya bisa menangis sambil berdoa.

Sekian penggalan cerita duka semasa aku dipesantren, apabila ada salah kata atau kalimat yang sulit dipahami, moho dimaafkan.

Nama: Mimin Setia Wati

Nim: 2130021031

Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat

Universitas Nahdatul Ulama Surabaya

Tugas UTS Bahasa Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun