Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Cerita dari Pinggiran Danau, Pantai dan Kali

20 April 2017   15:44 Diperbarui: 21 April 2017   12:00 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini ada cerita...

Tentang tubuh pantai, danau dan kali yang terluka. Sebab terkena amukan angkara makhluk termulia di dunia.

Pinggangnya tercabik oleh cangkul dan mesin. Bahunya terkupas oleh digger-hole dan siraman bensin.  Jiwanya yang dipersembahkan untuk memberi dingin pada tanah yang retak, direnggut dengan paksa.

Hatinya yang diikhlaskan untuk memberi sejuk pada bumi yang luluh lantak, dirudapeksa dengan semena mena.

Tangisan mereka terdengar dari sini. Tangisan yang lebih menyayat dari lolongan serigala di malam hari. Tangisan yang tak lagi berair mata. Karena tak ada lagi airmata yang tersisa. Jikapun ada, maka airmata itu sekeruh lumpur berwarna coklat tua. Jikapun masih ada yang sejernih aqua, maka tak lebih seribu depa jarak dari hulu-nya.

Hentikan itu tangisan yang mendirikan bulu roma! Hentikan sebelum murka mereka merajalela!

Karena murka mereka tak mungkin bisa ditangani manusia. Karena amarah mereka lebih dahsyat dari sekedar dendam semata.

Murka mereka adalah gulungan air bah! Amarah mereka adalah banjir yang membawa wabah!

Putus asa mereka adalah bencana. Kesedihan mereka adalah malapetaka.

Tundukkan kepala, sarehkan hati. Balut luka di tubuh mereka yang semakin menjadi. Bangkitkan senyum mereka dengan menyemai bambu atau mahoni. 

Bangunkan rasa cinta mereka dengan tak lagi melukai pinggiran pantai, danau dan kali.

Dan bumi akan kembali menyapa sehangat pelukan matahari pagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun