Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Murung di Senja yang Patah

17 Juli 2017   08:24 Diperbarui: 17 Juli 2017   09:00 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore ini senja memutuskan untuk patah

Jingganya diselubungi amarah

Awan gelap tak memberinya jalan

Pekat berarak tak hendak berjingkat

Langit ikut murung

Senjanya hari ini tak sampai menjangkau gunung

Haruskah meminjam kata maaf

Agar amarah tidak berlanjut ke dalam khilaf

Keputusan keputusan hari terkadang membingungkan

Pagi yang tercekat

Siang yang terlambat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun