Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kehilangan

29 September 2020   15:13 Diperbarui: 29 September 2020   16:22 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Ini kisah anak-anak pegunungan yang kehilangan sisa-sisa kepundan lalu menemukan lautan di pelupuk matanya yang basah oleh kenangan.

Ini kisah anak-anak nelayan yang menggugurkan badai di tepi pantai setelah melihat tengiri dan ikan pari tak lagi singgah di bibir samudera bahkan memilih untuk menyepi nun jauh di sana.

Ini kisah anak-anak sekolah yang menyusut airmata di pagi buta menyadari bahwa seragam sekolahnya tersusun rapi di dalam almari sementara gelegak cintanya membara untuk mengetahui lebih banyak isi dunia.

Ini kisah anak-anak pedalaman yang menyembunyikan belukar di antara tidurnya begitu mengetahui isi hutannya ternyata tak lebih dari patahan onak, duri dan serasah mati.

Ini semua adalah kisah kehilangan
ketika kita tak lagi memiliki hujan
ketika kita tak bisa lagi memerangkap kabut
ketika kita tak sanggup lagi memenjarakan luput
ketika kita tak mampu lagi merawat peradaban
dan hanya menjadi pemain peran
untuk banyak perihal yang disebut kekacauan

Bogor, 29 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun