Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kode Biner yang Maya

20 Agustus 2020   17:08 Diperbarui: 20 Agustus 2020   16:56 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Tak ada yang bisa menyuruhmu untuk menangis lagi. Airmata sudah mulai punah abad ini. Beberapa dimusiumkan sebagai sejarah. Dan sisanya dikapalkan oleh kapal ulang alik ke negeri-negeri yang hanya ada di buku-buku Jules Verne.

Karena itu aku terkejut saat kau mulai meratap lagi. Memang kali ini tanpa airmata. Hanya sedu sedan serupa suara hujan. Tapi tetap saja aku terheran-heran. Ratapan juga sudah tidak laku dijual. Pasar-pasar tradisonal telah resmi tutup. Digantikan oleh situs-situs yang gugup.

Aku ternyata salah terka. Kau sesungguhnya tidak meratap. Kau hanya berusaha keras untuk bertahan dari kepedihan yang berulangkali mengejarmu seperti mimpi buruk. Kau cuma merutuk. Mirip sekali dengan suara burung dekuk yang gagal menyergap malam sebagai mangsa. Lalu merasa tidak baik-baik saja.

Aku ingin menyarankan kau untuk bergembira tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku sudah kehabisan cerita tentang sebuah drama yang bahagia. Karena dunia ini makin lama makin kehabisan tawa.

Semua telah disulap menjadi kode-kode biner yang maya.

Tapi jelas lebih berbahaya.

Bogor, 20 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun