Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rasi Kenangan

13 Juni 2020   09:08 Diperbarui: 13 Juni 2020   09:01 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Menelusuri jejak-jejak kenangan
Yang menyerupai lengan-lengan gurita
Di ceruk benak yang terbagi dalam wilayah kekuasaan
Purbakala, sandyakala, dan purnama
Membutuhkan kekuatan
Sebesar Singa, di luasnya savana
Atau setidaknya
Kawanan Serigala, di belukar tundra

Di antara pahit, getir, dan manis yang bersemak
Masa silam adalah purbakala yang beriak dan beronak
Mengenai pengembaraan
Saat melintasi batas
Dan memberikan pengakuan bahwasanya aku adalah penyintas

Pada setiap rona waktu yang dilalui
Semenjak pagi membuka mata
Hingga sandyakala menutupi muka
Kenangan berhitung atas dirinya sendiri
Dengan mencatat dinginnya sunyi dan panasnya api
Di halaman-halaman buku
Yang hanya berisikan tentang aku

Kala cahaya purnama tepat menyinggahi ubun-ubun kepala
Rajutan memori yang mati suri kembali disinari
Di ruang-ruang aku yang tersembunyi
Meminta untuk dibaca ulang
Hingga dijumpai apa yang disebut alasan
dan apa yang dinamakan latar belakang

Mengapa kenangan tak pernah bisa hilang,
Sebab di sana
Di kepala yang berisi semesta
Ada rasi-rasi bintang yang pulang
Juga peta-peta perjalanan yang tak mungkin lekang
Oleh hujan
Maupun dari lamunan yang dilanda kekeringan

Bogor, 13 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun