Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerajaan

10 Juni 2020   23:07 Diperbarui: 10 Juni 2020   22:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Langit meruntuhi pelataran sebuah kerajaan
Mataharinya telah menjauh pergi
Rembulannya memilih mati
Sementara orang-orangnya memanah dada sendiri
Dalam keadaan patah hati

Kerajaan menghilang dengan cepat
Seperti rombongan ngengat yang tersesat
Di tengah labirin api
Hangus terbakar tanpa sempat melarikan diri

Kerajaan lama tenggelam
Bukan oleh gelombang pasang, di tengah lautan
Tapi dirajam oleh zaman
Yang tak kenal ampun
Laksana gerombolan penyamun

Kerajaan baru dilahirkan
Dari rahim peperangan
Dibesarkan oleh pertempuran
Dan didewasakan pertikaian
Sampai pada suatu ketika
Mataharinya pergi
Rembulannya mati
Dan orang-orangnya berlomba bunuh diri

Jakarta, 10 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun