Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum Sesi Recovery-Bab 10

3 Juni 2020   07:30 Diperbarui: 3 Juni 2020   07:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab 9

Zurich-Milan
Kereta Api Bernina Express

Akiko bisa melihat dengan jelas saat station wagon hitam itu juga berputar balik dan mengejarnya. Dia juga menyaksikan Andalas berjalan pelan memasuki terowongan San Gottardo. Mata Akiko terbeliak sebentar saat membayangkan terowongan yang menyangga batu jutaan ton itu runtuh menimpa mobil Andalas. Wanita itu bergidik. Akhir-akhir ini dia selalu membayangkan kehilangan Andalas secara tragis. Sebuah akhir dramatis dari kisah cinta yang jauh dari kata romantis.

Astaga! Dia sudah berpikir tentang cinta! Akiko tersenyum kecut. Mencoba mengira pikiran Andalas yang pasti sangat jauh dari perasaan mencinta. Mungkin hanya pisau, pistol, bom, dan darah yang ada dalam ruang-ruang benaknya. Akiko tersenyum lebih kecut lagi.

Tugasnya adalah mengecoh station wagon itu. Dia yakin mobil itu berisi lebih dari 2 orang pembunuh bayaran. Meskipun merasa sanggup menghadapinya sendiri dan masih terus-terusan kesal terhadap Lian Xi yang menempel Andalas kemana-mana, tapi Akiko bersyukur wanita MSS itu berada bersamanya saat ini. Bebannya agak lebih ringan sekarang.

Akiko berpikir taktis. Kalaupun harus berhadapan dan tidak bisa menghindar dari mobil penguntit, sebaiknya mereka menghadapinya jauh sebelum sampai di stasiun kereta api. Akiko belajar dari Andalas bagaimana taktik menghilangkan jejak dari pencarian polisi dan juga musuh.

"Lian Xi, bersiaplah!" Akiko mencabut FN yang sudah dipenuhi peluru lagi setelah Andalas menyuplai amunisi tadi pagi dan meletakkannya di pangkuan Lian Xi.

Lian Xi hanya terbatuk kecil menanggapi Akiko. Dia tahu apa maksudnya. Akiko memperlambat laju mobilnya secara drastis. Lian Xi meraih FN dan mengokang keduanya lalu melakukan sebuah akrobat yang membuat Cecilia menjerit nyaring karena cemas.

Tubuhnya yang langsing dikeluarkan setengah badan dalam posisi terlentang melalui jendela yang terbuka. Lian Xi mulai menembak dalam posisi menggantung seperti penari trapeze.

Bahkan Akiko pun bersiul kagum. Dia juga bisa melakukan hal yang sama namun dengan cara yang berbeda. Tidak senekat itu. Apa yang diperlihatkan Lian Xi memang sangat berbahaya tapi sangat mengagumkan.

Tembakan beruntun Lian Xi menerjang kaca depan station wagon dengan telak. Kaca itu pecah berantakan. Salah seorang di antara mereka yang berada di samping pengemudi nampak terkulai di jok depan dengan wajah berlumuran darah.

Namun pengemudi mobil itu sangat lincah. Dia meliuk-liukkan mobil agar terhindar dari tembakan susulan dari Lian Xi. Mobil-mobil lain yang terkaget-kaget dengan kejadian langka seperti adegan film itu mengerem mobilnya masing-masing. Tidak mau berdekatan dengan 2 mobil yang sedang berseteru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun