Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Semiotika Dunia Maya

27 Maret 2020   16:20 Diperbarui: 27 Maret 2020   16:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berulang-ulang, menuliskan kenangan
bukan berarti aku, penganut fanatik masa silam
yang kehilangan akal
lantas berlenggang kaki, memasuki dunia fiksi
sebagai satu cara, untuk melupakan realita
yang benar-benar berbahaya

Aku hanya ingin, tidak larut dalam kegelisahan
ketika diseret oleh peradaban
yang berkecepatan tinggi
sehingga kehilangan romantika,
sementara aku, lebih menyukai
drama dan segala perabotannya
agar tak menjadi orang gagal
di dunia yang semakin tidak masuk akal

Rasa cemas,
menjadi sangat berlebihan
di zaman yang tertata
namun sesungguhnya porak poranda
karena setiap hari kita
dibodohi dialektika
oleh kepintaran semiotika dunia maya

Rasa gembira yang sebenarnya
hanya bisa kita dapatkan
dengan menjelajah wilayah hutan
yang belum dijadikan meja prasmanan
oleh lelaki dan wanita yang lupa
seperti apa gurun dan savana,
juga berperahu di lautan
yang masih utuh ditunggangi gelombang
bukannya rangka baja raksasa
sedang menggali urat syaraf bumi
tanpa sanggup membebatnya kembali

Atau jangan-jangan
realita ternyata, juga sebuah drama
yang dimainkan segelintir orang
di panggung-panggung yang didirikan
dalam kegelapan
tanpa cahaya lampu
ataupun menengok masa lalu

Bogor, 27 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun