Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pelangi di Malam Hari

22 Maret 2020   22:11 Diperbarui: 22 Maret 2020   22:03 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Semoga pesan yang disampaikan
hujan hari ini
akan sampai di pendulum matamu
yang berdetak lambat
dan masih saja menyembunyikan pelangi
di malam hari

Aku menyimpan satu berkas cahaya matahari
untuk kita tabur malam ini
di tengah upaya gigih kegelapan
menenggelamkan kita pada masa silam
sementara kita telah habis-habisan
meramu percakapan
tentang masa depan

Masa-masa ketika
cinta adalah taburan gula
di atas setangkup kemungkinan
yang dipanggang oleh kemarau
pada pertengahan musim yang gagap
bagaimana cara mendatangkan gerimis
di antara isak tangis yang liris
dari burung dekuk
di antara cuaca yang memburuk

Di sebuah pantai yang kehilangan angin
dan cuaca yang melindap
aku menuliskan sajak-sajak tentang badai
dan kau membacanya sekencang taifun
seolah kita berada di tengah para pelanun
sementara kita sesungguhnya
tidak siap menjadi penyamun

Ini bukan parodi
mengenai cinta yang mati
tapi justru bagaimana cara terbaik
menghidupkan pelangi
di malam hari
dengan ketiadaan matahari
dan hujan yang telah lama berhenti

Bogor, 22 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun