Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyulap Hari

20 Februari 2020   16:31 Diperbarui: 20 Februari 2020   16:28 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Barangkali aku mesti menjadi sosok fiksi agar sanggup mendandani wajah hari yang muram ini. Menjadikannya sedikit gembira dengan cara menggambarinya menggunakan pensil berwarna. Aku akan menyulapnya menjadi ceria dengan memberinya maskara yang aku ambil dari malam yang gelap mata. Membubuhkan rona pipi dengan sedikit remah matahari. Dan membuatnya tertawa dengan mengajaknya menonton lelucon yang mentertawakan kecemasan di televisi.

Tapi, ini pekerjaan yang cukup berat. Aku belum sarapan setelah tadi pagi berjalan-jalan menyusuri jejak awan yang berjatuhan. Memungutinya lalu meletakkan di tempat pembuangan khusus hujan. Iya benar, aku kehujanan. Mungkin karena terlalu banyak berburu kerinduan. Yang entah mengapa telah menemukan tempat persembunyian.

Pekerjaanku akan jauh lebih ringan jika aku bisa menemukan instrumen khusus yang bisa memanggil segala jenis kesepian. Menggembalakannya di padang rumput, bersama sapi-sapi, kambing-kambing, dan segenap suasana hening. Aku tinggalkan di sana, sampai seseorang menemukannya. Aku harap seseorang itu bukan kamu. Karena menggembala sepi itu sungguh membuat jemu.

Seketika saja. Dalam sekejap mata. Cahaya matahari menyeruak tiba-tiba. Entah karena sebab apa. Aku hanya coba mengira-ngira, dunia sedang berganti raut muka. Seperti biasa, atas perintah cuaca.

Dan akupun mengikuti perintahnya juga. Menelan kesepian hingga jauh ke dalam kerongkongan. Yang paling penting jangan sampai aku tersedak kenangan.

Jakarta, 20022020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun