Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Semua Alasan tentang Hujan

27 Januari 2020   09:20 Diperbarui: 27 Januari 2020   21:30 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa aku tidak bosan
menulis tentang hujan?

Mungkin karena hujan itu, seperti
setangkup roti tawar
di pagi yang hambar
tapi cukup membuatku
bergegas mengikat tali sepatu
; memburu waktu

Bagaimana caraku
mencintai hujan
adalah dengan memberinya kesempatan
tidak mencintaiku

Sebesar apa aku
mencintai hujan
bisa aku tunjukkan
dengan grafik dan angka-angka
ketika aku,
menghabiskan separuh usia
untuk berdansa dengannya

Saat aku patah hati
karena hujan berhenti
aku memutuskan untuk mulai bekerja
menuliskan mendung dan cuaca
di buku harian
yang tak pernah lagi aku baca
sesudahnya

Kadang hujan juga bisa
membuatku bersedih
saat genangannya
membanjiri kenangan
yang tak ingin kuputar ulang
meski aku sengaja
mengingatnya berulang-ulang

Jadi, bagiku hujan
adalah musim terbaik
untuk bercinta dengan khayalan
sebelum aku membunuh
nyaris semua kenyataan
sampai aku tenggelam
di kedalaman waktu senggang

Jakarta, 27 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun