Mengapa aku tidak bosan
menulis tentang hujan?
Mungkin karena hujan itu, seperti
setangkup roti tawar
di pagi yang hambar
tapi cukup membuatku
bergegas mengikat tali sepatu
; memburu waktu
Bagaimana caraku
mencintai hujan
adalah dengan memberinya kesempatan
tidak mencintaiku
Sebesar apa aku
mencintai hujan
bisa aku tunjukkan
dengan grafik dan angka-angka
ketika aku,
menghabiskan separuh usia
untuk berdansa dengannya
Saat aku patah hati
karena hujan berhenti
aku memutuskan untuk mulai bekerja
menuliskan mendung dan cuaca
di buku harian
yang tak pernah lagi aku baca
sesudahnya
Kadang hujan juga bisa
membuatku bersedih
saat genangannya
membanjiri kenangan
yang tak ingin kuputar ulang
meski aku sengaja
mengingatnya berulang-ulang
Jadi, bagiku hujan
adalah musim terbaik
untuk bercinta dengan khayalan
sebelum aku membunuh
nyaris semua kenyataan
sampai aku tenggelam
di kedalaman waktu senggang
Jakarta, 27 Januari 2020