Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki yang Terlahir dari Rahim Api

16 Januari 2020   18:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   18:15 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

tidak di tengah gulitanya malam
yang membuat segenap rasa sunyi jatuh tenggelam
tidak pula pada pagi hari
ketika awal mula kejadian tergelincirnya cahaya matahari
bahkan tidak di puncak dinihari
saat kerumitan berubah sederhana
dan kesederhanaan menjelma jadi tubuh yang sempurna

tapi manakala seorang lelaki
keluar dari rahim api
menatap dunia dengan matanya yang menyala
berniat membakar apa saja
yang telah meruntuhkan begitu banyak cinta

cinta terhadap langit dan menjadikannya atap terbuka
bukannya membubungkan rasa sakit yang membuat luka
cinta terhadap bumi dan menahbiskannya sebagai kekasih hati
bukannya malah menikamnya dengan karat belati, berkali-kali
cinta terhadap lautan dan menuliskan badainya sebagai karya sastra
bukannya menebar jala sekaligus bisa, tanpa sedikitpun jeda

lelaki itu menjaring sisa-sisa awan
mengumpulkan hujan
lalu meletakkannya di dalam tempayan
tempatnya menyimpan cita-cita
bahwa dunia akan baik-baik saja

lelaki ini, yang terlahir dari rahim api
memandangi setiap jengkal tanah yang terus menerus terlukai
merasakan debar di jantungnya berhenti

mungkin inilah saat yang tepat untuk harakiri
membunuh semua rasa sepi
bersama hatinya yang parah tercederai

Jakarta, 16 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun