Catatan perjalanan itu dituliskan
semenjak menjejak tanah dramaga
bergelut dengan buku-buku
atau bergulat dengan kisah kasih yang kelu
juga pencarian tentang kapan musim terbaik
untuk menanam Angsana
dibanding membangun taman bunga
Ada saatnya meniti buih-buih ombak
di lautan yang garang
di antara mata badai
dan pantai-pantai yang landai
hingga sampai pada suatu tempat
saat menempatkan cinta yang tak lagi salah alamat
Menjadi hamburan sinar lampu
di malam paling gulita
bagi orang-orang yang ditindih kegelapan
dan belum selesai membaca
bagaimana cara terbaik menanam cinta
di hutan-hutan yang patah hatinya
Menjadi percikan purnama
di pekat yang paling buta
bagi orang-orang yang terpeleset
dan hampir terjatuh
saat menyusuri jalan setapak
di hutan-hutan yang kerajaannya nyaris runtuh
Selamat jalan,
namun ini bukan kalimat perpisahan
kini saatnya, catatan perjalanan diselesaikan
tentang cinta paling paripurna
kepada hutan belantara
juga langit yang telah menyembuhkannya
Jakarta, 16 Januari 2020