Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mosaik Malam yang Kehabisan Kata-kata

7 Januari 2020   20:41 Diperbarui: 7 Januari 2020   20:44 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Barangkali malam ini bintang dan kunang-kunang bersekutu dalam diam. Saling berderma titik-titik cahaya agar bisa menyinari koma. Di mata orang-orang yang sedang meneruskan perjalanan. Juga dalam diam.

Keramaian hanya tinggal sebentar di langkan basah sisa hujan. Setelah itu sepi bersurat kepada dirinya sendiri. Bercerita tentang percakapan yang kehabisan tanda baca. Datar tanpa irama.

Di dalam gerbong kereta, wajah-wajah lelah tertunduk menyetubuhi layar. Mencoba melarikan diri dari ketergesaan yang memburu mereka. Tanpa jeda.

Di jalanan yang diruntuhi sedikit cahaya rembulan, orang-orang meniadakan perbincangan. Tak ada gunanya berbicara, jika kata-kata yang keluar adalah vokal tanpa bunyi dan konsonan yang tak hendak mati.

Langit bercadar hitam berusaha keras menyembunyikan sebagian rahasia yang masih belum terbuka. Darimana asal muasal cinta, dan kemana larinya patah hati ketika dunia menyempit seketika.

Dan malam terus berlalu. Membawa serta haru biru orang yang sibuk menyingkirkan rasa ragu. Agar tak menepis keyakinannya pada waktu.

Jakarta, 7 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun