Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Rumus Kegembiraan dan Formulasi Kegelisahan

11 Desember 2019   05:51 Diperbarui: 12 Desember 2019   18:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kalkulasi tentang cinta. (pixabay.com)

Tidak karena semata-mata cinta, jika aku menulis puisi tentang matahari dan cahaya. Aku hanya ingin membuka pintu kegelapan. Yang seringkali menyamar sebagai ilmu pengetahuan. Dan berada pada halaman depan. Dari buku-buku yang dipajang di perpustakaan.

Tidak semata-mata karena asa, bila aku menulis sajak tentang rembulan dan ketiadaan bintang-bintang di sekelilingnya. Aku hanya mau memperlihatkan langit malam. Ketika nyaris semua perbincangan telah padam.

Tidak semata-mata oleh musabab putus asa, ketika aku menulis syair tentang rencana dan perkara yang selalu menyertainya. Aku hanya hendak berbagi cerita tentang hujan. Yang datang dari pegunungan. Lalu pulang sambil membawa sekian banyak pesan. Tentang kemarau. Juga musim dingin yang berbau tembakau.

Tidak oleh apa-apa, waktu aku menulis kata-kata yang kehilangan percakapannya. Aku hanya tak mau kau tahu. Dunia lebih banyak menyimpan rindu. Dibanding mendermakan pilu. Karena dari situlah, awal mula kegembiraan dirumuskan. Daripada kegelisahan yang tak mungkin bisa diformulasikan.

Jakarta, 11 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun