Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dunia Perburuan

11 November 2019   22:02 Diperbarui: 11 November 2019   22:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Seekor Elang menukik di savana yang lengang. Paruhnya yang setajam lava kepundan, mengiris-iris udara tenang. Menjadi potongan kecil perburuan. Matanya menusuk celah-celah rerumputan. Mencari. Mangsa yang lengah terperangkap sepi.

Sekawanan Singa berderap di atas surai-surainya. Mengaum sepanjang pita suara. Menggetarkan tanah yang rekah oleh matahari sepenggalah. Sementara di sudut mata air yang tak lagi meruah, para mangsa terpojok pada kerongkongannya yang lelah.

Di antara debur ombak lautan yang berdansa dengan pesisir, para Orca mencabik-cabik pantai dengan geliat kematian. Anak-anak anjing laut menggambar laut dengan warna darah. Menumpang buih menuju takdirnya yang patah.

Lolongan panjang Serigala alfa. Mengundang berahi para betina. Menuruni lembah-lembah yang diam. Menyusur ngarai-ngarai terpendam. Mengadakan perburuan epik. Di malam ketika purnama hanya tersisa sebagai sebuah relik.

Di kota-kota yang pada dinding rumahnya banyak dilukis mural tentang hati manusia, perburuan berlangsung lebih rimba daripada ibu belantara. Orang-orang saling memangsa. Demi apa saja. Dengan alasan paling sederhana. Maupun keinginan untuk menjadi sempurna.

Dunia perburuan dituliskan pada naskah-naskah peradaban. Tanpa dibatasi jumlah halaman. Karena nyaris semuanya adalah mengenai mulut-mulut kelaparan, kabut-kabut peperangan, dan carut-marut kekuasaan.

Jakarta, 11 Nopember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun