Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penjelajah Masa Lalu (Episode 2, Candi Laut Selatan)

15 September 2019   20:55 Diperbarui: 15 September 2019   21:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episode 1

Keempat sahabat itu terpaku diam. Pemandangan di hadapan mereka, meski jaraknya masih cukup jauh, menghantam keberanian mereka. Wajah yang cantik jelita namun dengan taring panjang berdarah di mulutnya, sedikit banyak menciutkan nyali.

Raja memberanikan diri terus maju. Dia yakin apa yang mereka saksikan saat ini pasti punya alasan khusus hingga "makhluk" itu menampakkan diri di depan manusia. Raka, Dewi, dan Bima mengikuti dengan was-was dari belakang.

Begitu jarak di antara mereka dengan perempuan itu tak sampai sepuluh meter lagi, perempuan itu tertawa panjang mendirikan bulu roma.

"Hi hi hi hi hi....." tubuhnya yang semampai diayun ke belakang dengan gemulai. Lenyap dari pandangan.

Setengah berlari Raja mendatangi diikuti teman-temannya. Tempat perempuan itu tadi berdiri persis di bibir sebuah jurang dalam yang dasarnya sama sekali tak kelihatan karena tertutup kabut. Perempuan tadi membuang dirinya ke jurang!

Mereka berempat saling berpandangan. Mencoba memahami apa yang terjadi. Lalu masing-masing tertunduk. Tenggelam dalam kesimpulan sendiri. Pagi yang sangat aneh untuk memulai hari.

Ketenangan yang mencekam itu dipecahkan oleh teriakan histeris, lagi-lagi Dewi.

"Li...lihaaaattt!" dalam keterpakuannya Dewi menudingkan telunjuknya.

Serentak yang lain mengikuti arah jari Dewi. Dan, tak bisa dicegah lagi ketiganya terbelalak hebat menyaksikan sebuah pemandangan yang mengejutkan, menakjubkan, sekaligus menakutkan.

Di bawah mereka, reruntuhan candi yang baru saja mereka tinggalkan dan tadinya hanya berupa bongkahan batu-batu besar tergeletak tak beraturan, sekarang berubah menjadi sosok candi utuh yang terlihat megah dan agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun