Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ensiklopedia Malam

12 Juli 2019   03:59 Diperbarui: 12 Juli 2019   04:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyalin lembaran malam yang selalu tiba secara ritmis
lalu menggubahnya menjadi lirik lagu romantis
demi kedatangan purnama ke sekian
di kurun waktu yang tak pernah memelan

Seorang perempuan merasakan arti kesunyian
ketika malam menyapanya dengan sebutan
:puan, kenapa selalu saja sendirian
di mana keramaian hatimu kau sembunyikan

Perempuan itu tidak menjawab
keseluruhan hatinya sedang terjerembab dalam ngarai yang sembab
tanpa kejelasan sebab
;dia lalu berlalu sembari membawa serta masa lalu yang mengerumuninya seperti benalu

Malam demi malam terus saja melakukan aransemen ulang
bagi apa saja yang memakai kegelapan sebagai ruang tidurnya yang lengang
menikmati partitur nada yang dihasilkan
dari ribuan makna yang disimpannya pada buku-buku di perpustakaan

Ensiklopedia malam tersedia begitu lengkap
mulai dari bermulanya petang berlansekap
hingga puncak dinihari yang menjadikan dirinya pengepul ratapan
lantas mengirimkannya ke angkasa dalam wujud doa-doa yang telah dibersihkan
tidak lagi memintanya sebagai perantara atas kesediaan Tuhan
namun utuh dan murni sebagai utusan
bahwa namaNya selalu ada dalam ingatan

Medan, 12 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun