Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Penyintas yang Seringkali Kehilangan Batas

29 Juni 2019   07:08 Diperbarui: 29 Juni 2019   07:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para penyintas kehilangan batas-batas yang jelas setelah diburu ketergesaan waktu. Meraba-raba di mana sesungguhnya letak dinding tinggi yang menghalangi mereka pergi. Sementara di atas, langit menampilkan raut wajah jatuh hati. Dan di bawah, tanah-tanah basah menampilkan mimik muka lelah setelah semalaman berkelahi dengan kerasnya mimpi.

Fragmen ini. Adalah bagian terkecil dari sebuah pertunjukan mengenai hari-hari yang terus berlari. Meninggalkan jejak-jejak yang disebut kemarin. Sisa-sisa lorong labirin yang telah kehilangan rasa ingin. Menuju suatu masa yang dinamakan esok. Ketika semua perkara dan mata belumlah lagi bersirobok.

Kita, selalu menghendaki berjumpa dengan asa, saat tiba di wilayah lusa yang banyak menjanjikan bahagia. Kita menjaganya tetap ada. Supaya tak melemahkan tubuh usia yang terus saja menua. Dengan sendirinya.

Kita, berharap banyak bisa menemui cara terbaik bagaimana mesti mencintai Tuhan. Sementara kita, seringkali lupa ingatan. Bergelimang dari satu harapan ke lain ratapan.

Kita, meminta dengan sangat kehadiran cinta. Sementara kita, lebih banyak bercinta dengan niatan putus asa atas matinya rasa. Mengembara dari satu koma ke jeda lainnya.

Ini fragmen kita. Bagian terbesar dari sebuah perjalanan masa yang menjadikan kita sebagai hamba sahaya. Mengikutinya, namun enggan patuh pada setiap perintahnya untuk terus saja merawat asa. Hingga kelak takdir datang mengakhirinya.

Jakarta, 29 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun