Seorang wanita terluka
Bersumpah atas nama api
Kepada langit dia berkata;
Dendamku adalah kemarahan Dewa Kali. Kesumatku berwarna merah. Sewarna darah. Seperti senja yang kau hadirkan sesaat sebelum malam. Itu artinya aku menuju kegelapan.
Seorang wanita memegang gendewa
Sebuah busur yang dipilin dengan tali
Dari mimpi yang terputus berkali-kali
Kepada bumi dia berkata;
Hatiku adalah batu. Mataku adalah sembilu. Syaraf-syarafku setegang kepundan lava. Seperti gunung yang terjepit sebelum mendapat jalan keluarnya. Itu artinya aku gulungan gempa.
Seorang wanita melesatkan anak panah kala sandyakala
Ratusan dan tak terbilang
Mengarah mata, jantung dan kuda
Kepada angin dia berkata;
Aku menumpang sayap-sayap petaka. Jeritanmu adalah tawaku. Bergelimpanganmu adalah bahagiaku. Seperti kurusetra yang tak mau mengumpulkan mayat-mayat peperangan. Â Aku adalah kematian.
Bogor, 21 Mei 2019