Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membongkar Memori di Almari

14 Mei 2019   22:57 Diperbarui: 14 Mei 2019   23:00 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mencari keberadaanmu dengan membongkar habis seisi memori di almari, aku kira kau bersembunyi di antara buku-buku berlapis debu, atau justru di lipatan sarang laba-laba yang mengkristal bersama waktu.

Namamu ada di sana. Di halaman-halaman seterang kaca. Menjadi judul ketika cinta mengejarmu sedemikian rupa. Menjadi bab saat kau membanjirkan kenangan tanpa sebab. Menjadi pasal waktu kesepianmu menggagalkan lafal-lafal tentang rindu yang saling resiprokal dengan jemu.

Pada lipatan sarang laba-laba namamu diabadikan oleh benang-benangnya yang tak pernah menua. Menjadi pilinan tali bagimu mengikat sampan yang telah membawamu mengarungi lautan kenangan. Menjadi tenunan kain untukmu membungkus ingin agar tak mengering. Menjadi jerat supaya kau bisa memerangkap senyap sehingga kesunyianmu melenyap.

Aku meletakkan nama depanmu di dalam langkan. Membiarkannya disirami hujan. Agar tumbuh bersama pergantian musim. Tumbuh besar mengikuti pergerakan angka takwim.

Sedangkan nama belakangmu aku jahit rapi di sini. Di dinding hati yang tak berpenghuni. Menggunakan huruf-huruf kapital. Supaya tak mudah terhapus oleh ingatan yang mempunyai kecenderungan gagal menghafal.

Jakarta, 14 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun