Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata yang Berlaga dalam Saga

21 April 2019   08:02 Diperbarui: 21 April 2019   08:15 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

----
If we could see tomorrow, what of your plans? No one can live in sorrow, ask all your friends. Times that you took in stride, they're back in demand. I was the one who was washing blood off your hands
****

Kalau kau pikir dunia dipenuhi kesedihan sehingga kau memutuskan untuk menangisinya, aku tidak akan menyalahkan airmatamu yang berjatuhan di tanah-tanah Afrika, tempat busung lapar menjadi burung Nazar, merenggut nyawa setiap harinya sampai-sampai hawa kematian pun lupa untuk berkirim kabar.

Kalau kau pikir dunia diselimuti banyak kedukaan lalu kau meratapinya dengan menggerung-gerung tak ada habisnya, aku akan menampung airmatamu yang menggenangi oase di padang gurun dan savana Timur Tengah, tempat peperangan mendanaukan darah, bersungai-sungai nanah, dan menggali kuburan setiap harinya seperti orang membajak sawah.

Kalau kau pikir dunia makin terasa panas sehingga kau menyiramkan tangisan tak henti-hentinya, di kutub dan gunung es yang mencair seperti membanjirnya lendir pada musim influensa, aku akan mengabadikan setiap tetes tangismu dalam sebuah pigura, sebagai monumen peringatan hal-hal yang nampaknya akan lebih cepat binasa.
----

I know the things you wanted, they're not what you have. With all the people talking, it's driving you mad. If I was standing by you, how would you feel. Knowing your love's decided, and all love is real?
****

Tentang cinta, bila kau berniat untuk menangisinya, karena kau merasa patah hati atau putus asa, lalu kau menganggap dunia bersikap murka, seperti rombongan para durjana yang berbisik-bisik hendak menjarah apa, maka airmatamu hanya akan serupa air liur hyena. Tak berarti apa-apa. Kecuali sebagai pertanda bahwa mereka adalah pemangsa.

Cinta tidak untuk ditukar airmata. Kalaupun iya, kau seolah membeli mahal sebuah lara. Lalu menanamnya di halaman rumah, menyiraminya dengan ramah, dan kelak memanennya saat berbuah. Buah dari lara yang akan semakin membuatmu terjerat dalam perangkap entah.
----

Don't you cry tonight. I still love you, baby. Don't you cry tonight. Don't you cry tonight. There's a heaven above you baby. And don't you cry tonight
****

Maka berhentilah menangis jika itu bukan untuk gerimis. Atau untuk bumi dan langit yang terus saja diiris-iris secara tragis. Atau untuk anak-anak tak berayah bunda yang lupa seperti apa rasa manis.

Airmata itu untuk didermakan. Bukan untuk diperjual-belikan di pasar-pasar malam yang ramai oleh tawar-menawar rasa balam.

Bogor, 21 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun