Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selalu Ada Cara untuk Mengerti dan Dimengerti

8 April 2019   20:27 Diperbarui: 8 April 2019   21:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada palung yang terlalu dalam untuk diselami. Jika itu untuk mengukur sedalam apa kau ingin beromantika seperti Mariana.

Tak ada gunung yang terlalu tinggi untuk didaki. Jika itu untuk melihat setinggi apa kau meletakkan asa seperti Himalaya.

Tak ada jarak yang terlalu jauh untuk didatangi. Jika itu untuk perjalanan mencari separuh patahan hati.

Tak ada waktu yang terlalu lama untuk dijalani. Jika itu untuk memahami bagaimana cara terbaik untuk menimbang neraca cinta yang kadangkala menggila ke kanan dan kiri.

Tak ada momentum yang bisa seenaknya dipermainkan oleh pendulum. Jika itu untuk menuju angka yang tepat sehingga tak terjadi salah alamat pada saat mengirimkan pesan dan amanat.

Tak ada sedikitpun kecemburuan dari purnama kepada cahaya selainnya di malam buta. Jika itu ternyata untuk menerangi jalan setapak orang-orang yang ingin pulang tepat pada waktunya.

Tak ada sedikitpun kecemburuan dariku kepada melati yang selalu mencumbumu di pagi hari. Karena aku mengerti betapa kau memang selalu diburu aroma wangi.

Selalu ada cara-cara bagaimana untuk mengerti dan dimengerti. Meski semua ini menumbuhkan panasnya api dan membutuhkan dinginnya hati.

Mengerti?

Jakarta, 8 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun