Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setiap Detik Selalu Berharga

31 Maret 2019   07:04 Diperbarui: 31 Maret 2019   07:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap detik selalu berharga, bagi orang-orang yang menghabiskan waktu dan ruang di jalanan, untuk selonjoran di dipan tua meski banyak tumbilaknya.

Tak ada detik yang terbuang, bagi orang-orang yang melautkan dirinya pada badai, untuk menarik nafas sejenak di pantai yang lengang.

Detik demi detik sangatlah berarti, bagi orang-orang yang menyusut keringatnya hingga dinihari, mengumpulkan keping demi keping uang recehan, agar sampai di pintu rumah sambil membawa kembang-kembang senyuman.

Detik-detik di hadapan adalah harapan. Setelah tertinggal di belakang menjadikan dirinya masa silam. Berlarian mengejar seperti bayangan. Sampai nanti ketika cahaya matahari hanya bersisa reruntuhan.

Saat detik-detik diberangkatkan, saat itulah waktu memulai perjalanan. Menyinggahi lima perhentian; 1) sebelum fajar tenggelam di cakrawala, 2) sebelum kepala tepat menginjak bayangannya, 3) sebelum senja membagi-bagi temaramnya, 4) sebelum petang benar-benar menghilangkan cahaya, dan 5) sebelum kegelapan yang sesungguhnya dinobatkan menjadi raja.

Juga sebelum kematian menjadi puncak dari segala perkara.

Bogor, 31 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun