Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencuri Bulan untukmu

21 Maret 2019   06:17 Diperbarui: 21 Maret 2019   06:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berniat mencuri bulan untukmu. Saat purnama menutupi rasi lintang Waluku. Gantunglah di teras rumah tempat besok kita bertemu. Agar dari setiap kata yang terucap kita bisa menemukan titik temu.

Aku mesti berhati-hati. Mencuri bulan tak semudah menjentikkan jari. Ia dijaga oleh iblis, malaikat dan peri. Iblis yang sering memanfaatkan bulan untuk merayu malam, Malaikat yang menjadikannya tempat merangkum kelelahan, dan peri-peri selalu menganggap bulan sebagai dongeng terbaik bagi anak-anak yang kehilangan.

Keinginan terbesarku malam ini. Bertamu ke rumahmu sembari menggenggam bulan di tangan kiri. Aku mau kau menanam cahayanya dari tepi ke tepi. Karena lampu-lampu jalan sekarang tak sanggup lagi menerangi hati.

Mencuri bulan untukmu. Bukanlah tanda cintaku. Itu hanya sepenggal rindu. Yang aku simpan di situ.

Rawatlah seperti kau merawat harapan. Menyiraminya dengan kesungguhan. Dan memangkasnya jika nampak terlalu berlebihan.

Sebab harapan yang berlebihan, bisa membunuhmu dengan sekali tikam.

Pekanbaru, 21 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun