Dalam mimpi terliarmu, kau ingin menjadi ratu. Memimpin kerajaan yang terbentang dari pendahuluan hingga kesimpulan. Kerajaan yang menyatukan banyak kata rencana, cinta, rindu, keparat dan jahanam.
Kerajaanmu adalah buku-buku yang helaian kertasnya adalah wajah pucat pias yang terkena tempias takdir yang terlepas dari tubuhnya yang getas.
Tinta untuk menulis berasal dari airmatamu yang setengah beku dan menghitam terkena serpihan bola matamu yang serupa malam.
Di atas kepalamu yang terlalu hiruk pikuk dengan renjana bersamsara, tersemat mahkota dari daun nangka. Kau memakainya sebagai tanda seorang penguasa hati, pagi dan mimpi-mimpi yang sebagiannya kau bunuh sendiri.
Aku adalah penasihatmu. Aku sarankan kepadamu untuk membersihkan kerajaanmu dari segala macam perjanjian semu dan sumpah-sumpah palsu.
Kau adalah ratu. Tidak selayaknya kau meratap-ratap pilu.
Bogor, 5 Februari 2019