Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Dalam Kotak Paling Sunyi

22 Januari 2019   05:25 Diperbarui: 22 Januari 2019   05:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghunus pikiran di tengah malam yang membuta terhadap kebenaran akan hadirnya kegelapan, membawa kita pada perjamuan senampan bisa yang diperas dari seringai-seringai ular kobra tanpa majikan.

Melepaskan benak yang meronta-ronta di tengah-tengah gemuruh hujan yang tak mengenal kata penghabisan, menyuruh kita menyadari betapa telah begitu seringnya memenjarakan keinginan.

Mendidihkan rasa dingin di pori-pori yang dilubangi kesendirian, membuat kita perlahan-lahan lepas dari kotak yang mengungkung dalam kesunyian. Kita tak hendak lagi bertanya. Sebab jelas kita tak memerlukan jawabannya.

Semua adalah batasan yang ingin kita rubuhkan. Terlalu lama kita hidup di dalam kemewahan labirin yang menyudahi kita untuk berusaha melarikan diri dari keterbelengguan. Kita lantas bertanya. Karena kita benar-benar memerlukan jawabannya.

Tanya jawab terjadi begitu saja. Tentang tembang kenangan dan lagu-lagu perpisahan. Kapan harus didengarkan dengan sungguh-sungguh sementara kita merasa sangat begitu rapuh. Sewaktu-waktu kolaps dan runtuh.

Tanya jawab berhenti. Sudah saatnya membenahi keyakinan hati. Setelah pikiran, benak dan pori-pori sengaja diberangus mati. Agar kita berhasil pura-pura bahagia di dalam kotak yang paling sunyi.

Bogor, 21 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun