Aku mematung di sudut sini
Memandangi tubuh sunyi yang sedang menggeliat
Selepas terbangun dari keramaian yang membabi buta.
Aku melangkahkan kaki
Memasuki lorong gelap tanpa sedikitpun sambaran pelita
Mencari dan menantang idu geni
Agar berhenti dan tak lagi mencederai mimpi.
Bab IV-1
Lepas pantai Ngobaran. Â Rupanya Sanghyang Widhi masih melindungi Arya Dahana. Â Begitu terjatuh dari bibir tebing karena luka akibat pukulan Dewi Mulia Ratri, jatuhnya langsung ke laut dan bukan ke karang yang banyak sekali berada di bawah sini, tubuh Arya Dahana langsung ditelan air laut yang masih ganas.
Pemuda ini sebenarnya pandai sekali berenang. Â Dia adalah seorang ahli di air sebagai penangkap ikan. Â Namun saat ini tubuhnya sedang terluka dalam yang cukup hebat sehingga gerakannya menjadi sangat terbatas. Â
Apalagi hempasan terjatuh yang sangat keras tadi membuat tubuhnya makin terluka. Â Bagaimanapun dia tidak akan menyerah pada nasib. Diayunkannya tangan dan kaki sekuat tenaga mencoba untuk terus mengambang di air. Â
Hanya saja gelombang yang sangat kuat menghempasnya ke bawah air berkali kali. Â Kepala dan tubuhnya berulangkali tenggelam, lalu timbul dan tenggelam lagi.Â
Pemuda ini gelagapan mencari udara untuk bernafas. Â Saat sampai pada puncak tidak bisa lagi bertahan dan tubuhnya mulai tersedot ke bawah air, sepasang tangan menarik tubuhnya dan menyangga lehernya agar tetap ada di permukaan. Â
Arya Dahana hanya sempat melirik sejenak Putri Anjani berusaha sekuat tenaga menahan tubuhnya tidak tenggelam dengan darah yang masih mengalir di sudut bibirnya, setelah itu kegelapan menguasainya. Â Pingsan.
Putri Anjani bersyukur sekali pemuda itu pingsan. Â Jika tidak, akan cukup berbahaya bagi mereka berdua karena orang tenggelam cenderung untuk memberontak dan membuat penyelamatan menjadi lebih sulit. Â Gadis ini sedari kecil tinggal di pulau kecil yang dikepung laut. Â
Tidak heran dirinya sangat mahir berketrampilan di laut. Â Dia akan dengan mudah menyelamatkan Arya Dahana. Â Tapi ada satu hal yang membuat penyelamatan kali ini sangat sulit. Â Dia juga sedang terluka parah. Â Tenaganya hampir habis.Â