Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak akan Pernah Cukup

5 Januari 2019   08:03 Diperbarui: 5 Januari 2019   08:27 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Tak akan pernah cukup waktu
untuk menyadari adanya rindu
di bilik jantung dan ruang paru-paru
karena waktu dan rindu, bukanlah sekutu

Tak akan pernah cukup ruang
untuk mengenang apa yang hilang
di sempitnya benak dan terbatasnya sel otak
karena ruang dan kenangan, selalu saja beda letak

Tak akan pernah cukup rencana
untuk mengejar kepulangan segera
jika jalanan masih dipenuhi keberangkatan yang gundah
sedangkan keberangkatan dan kepulangan, adalah rantai karbon yang tak terpisah

Tak akan pernah cukup kata-kata
untuk menuliskan cinta tanpa prahara
sebab sudah bukan lagi rahasia
kalau cinta dan prahara, berhembus pada nafas yang sama

Tak akan pernah cukup menebar benih kebaikan
manakala semai keburukan terus ditaburkan
lalu dipanen bersamaan
sehingga tak tahu mana yang bisa dimakan, sebagai bekal perjalanan

Jakarta, 5 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun