Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

2 Januari 2019   08:55 Diperbarui: 2 Januari 2019   09:36 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab VIII

Berlomba lari dengan mimpi
Mengejar ujung pagi yang diselimuti misteri
Berharap ada sisa cinta di sana
Ketika malam meninggalkan remah remah kegelapannya.
Sang mimpi mencibir kepada sepi
Hidupnya selalu ada di antara hening dan sunyi
Berharap ada sedikit keramaian yang membuatnya tersenyum
Saat jiwanya dipasung dalam pedih tanpa sedikitpun rasa harum.
Sepi kemudian bahkan mendekati
Berbisik lirih terbawa angin masa lalu yang menyerahkan diri
Membawa cinta yang tak pernah padam
Walau dunia selalu bercerita tentang betapa sedihnya kelam.

Bab IX

Lima hari sebelum kebangkitan Naga Merapi-Lereng Gunung Merapi.  Dewi Mulia Ratri akhirnya tiba di lereng gunung yang perkasa ini.  Gadis ini menghabiskan beberapa hari di perjalanan seorang diri.  Dia memutuskan tidak mau berangkat bersama Andika Sinatria yang akhirnya berangkat bersama Putri Anjani. 

Sepanjang jalan, Dewi Mulia Ratri mengisinya dengan berlatih keras menyempurnakan ilmu ilmu dari Kitab Sakti Ranu Kumbolo.  Selain untuk persiapan menghadapi kejadian besar puncak Merapi, juga untuk mengalihkan rindunya yang memberat kepada Alka Awahita.  

Ilmu ilmu sihir yang dipelajarinya di dalam kitab Ranu Kumbolo memang luar biasa dahsyat.  Dia sekarang malah bisa memanggil bantuan penghuni dunia gaib kapan saja dengan menggunakan Ilmu Menaklukkan Roh.  Dia juga bisa merubah dirinya menjadi apa saja dengan merapal Ilmu Mancala Sukma.  Ilmu ini juga bisa digunakan untuk merubah benda benda mati menjadi hidup.

Dewi Mulia Ratri memutuskan untuk tinggal di sebuah lereng yang sangat sunyi dan tanpa jalan setapak.  Dia ingin tenang menghadapi kejadian lima hari lagi.  Setelah menemukan tempat yang sangat tersembunyi di pinggiran jurang yang sangat terjal, Dewi Mulia Ratri membereskan perlengkapannya dan membangun pondok sederhana untuk tempat berteduh jika hujan datang.  

Lamat lamat gadis itu mendengar suara gemuruh berulang ulang dari puncak.  Rupanya Gunung Merapi sedang pada tahap akan meletus.  Atau bisa jadi inilah tanda tanda awal kebangkitan Sang Naga yang legendaris itu.

Di sisi lereng yang lain, Andika Sinatria juga sedang beristirahat setelah perjalanan yang melelahkan.  Dengan ditemani oleh Putri Anjani, pangeran itu menghabiskan waktu hingga belasan hari untuk sampai.  

Gadis itu mengajaknya singgah ke Istana Laut Utara selama beberapa hari.  Andika Sinatria tidak mampu menolak karena alasan Putri Anjani sangat kuat.  Memberikan beberapa perintah pada pasukan laut utara agar bersiap siap membantu jika terjadi perang melawan Majapahit.  Meskipun dengan enggan, Andika Sinatria menyeberangi Laut Jawa menuju Pulau Utara di mana Istana Laut Utara berada.

Pangeran itu cukup takjub.  Ternyata Istana Laut Utara sangat megah.  Barang dan perabotan yang ada juga mewah.  Selama beberapa hari di Istana Laut Utara, Andika Sinatria dijamu dengan makanan makanan laut yang sangat lezat.  Sementara Putri Anjani sibuk mengatur dan memberi perintah kepada pasukannya mengenai beberapa hal yang penting jika terjadi pecah perang dengan Majapahit atau Lawa Agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun