Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lingkaran Waktu

14 Desember 2018   08:26 Diperbarui: 14 Desember 2018   08:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menggelar tikar. Di hadapan pagi yang berbelukar. Memberi kabar kepada semua orang bahwa hari ini, adalah hari yang paling tepat untuk berterus terang, kepada matahari.

Tadi malam, kami membicarakan bagaimana jadinya esok pagi. Pagi ini, kami ingin tahu apa kejadian siang nanti.

Kami juga membicarakan petang. Mengira-ngira apa sesungguhnya yang dilakukan oleh malam, ketika kegelapan datang.

Kami hidup di lingkaran waktu. Berputar dengan tentu tapi tahu bahwa semua peristiwanya tidak menentu.

Bagaimanapun kami tetap berencana. Di dalam setiap rencana ada harap di dalamnya. Termasuk juga ketika banyak kecemasan dalam menjalaninya.

Juga saat rencana itu berantakan. Kecemasan itu lantas berubah menjadi kekacauan. Dan kami tetap harus melaluinya. Tak bisa memilih untuk menghindar darinya.

Pada lingkaran waktu ini. Kami terjeruji. Sekaligus juga mesti memenuhi janji. Apa-apa yang dulu dikata saat menguburkan tembuni.

Jakarta, 14 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun