Menggelar tikar. Di hadapan pagi yang berbelukar. Memberi kabar kepada semua orang bahwa hari ini, adalah hari yang paling tepat untuk berterus terang, kepada matahari.
Tadi malam, kami membicarakan bagaimana jadinya esok pagi. Pagi ini, kami ingin tahu apa kejadian siang nanti.
Kami juga membicarakan petang. Mengira-ngira apa sesungguhnya yang dilakukan oleh malam, ketika kegelapan datang.
Kami hidup di lingkaran waktu. Berputar dengan tentu tapi tahu bahwa semua peristiwanya tidak menentu.
Bagaimanapun kami tetap berencana. Di dalam setiap rencana ada harap di dalamnya. Termasuk juga ketika banyak kecemasan dalam menjalaninya.
Juga saat rencana itu berantakan. Kecemasan itu lantas berubah menjadi kekacauan. Dan kami tetap harus melaluinya. Tak bisa memilih untuk menghindar darinya.
Pada lingkaran waktu ini. Kami terjeruji. Sekaligus juga mesti memenuhi janji. Apa-apa yang dulu dikata saat menguburkan tembuni.
Jakarta, 14 Desember 2018