Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sketsa Sebenarnya Ibu Kota

21 November 2018   21:18 Diperbarui: 21 November 2018   21:14 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

udara buruk ibukota menusukkan vaksin tak berguna melalui baliho-baliho raksasa yang mengumumkan siapa saja kali ini yang mencalonkan dirinya. Menjadi wakil rakyat yang sempurna.

bising melengking ibukota mengisi gendang telinga dengan musik hingar-bingar dari trotoar yang makar terhadap jalanannya. Trotoar itu terpasang tak karuan seolah memang ditakdirkan untuk menjadi sampah selokan.

bus kota yang sesak nafas mendaratkan pantatnya di setiap halte dengan terengah-engah. Nyaris muntah. Bau pengap timbul dari teriakan para perempuan gagap yang merasa seolah pinggulnya di remas dari belakang. Sedangkan jarak antar penumpang memang tak lebih dari sati inchi kurang.

kereta jarak dekat mau tak mau mempersilahkan naik para penumpangnya yang gila, nyaris gila, dan setengah gila, karena membiarkan seorang ibu hamil muda terayun kesana kemari seperti layar kapal yang putus talinya.

dengking sirine polisi membuka jalan orang-orang yang takut jabatannya entah diambil oleh siapa, saking terburu-burunya. Sembari mengedikkan kepala terhadap orang lain yang tekun mengantri karena takut ditilang polisi.

potongan-potongan sketsa ibukota tergambar setiap harinya. Khilaf yang sederhana, lupa yang biasa saja, juga betapa istimewa ketidakadilannya. Tak satupun bisa menduga kapan terjadinya, tapi semua tahu itulah kebenarannya.

Jakarta, 21 Nopember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun