Di kapal. Ran berpikir keras. Mereka memang membawa alat komunikasi. Tapi dia baru bisa menghubungi jika berada di anjungan. Tidak mungkin dia meninggalkan Cindy sendiri di dalam ruangan. Selain kondisinya yang belum jelas, juga karena serangan bisa datang sewaktu-waktu. Kepadanya atau Cindy.
Apa yang sedang mereka lakukan sekarang? Matahari rasanya sudah mulai tergelincir ke arah barat. Mereka seharusnya sudah kembali. Eksplorasi hanya bisa dilakukan di siang hari. Terlalu berbahaya untuk melakukan penyelidikan di pulau tak dikenal pada malam hari.
"Srrtt...srrttt."
Sebuah suara mencurigakan terdengar lirih di ruangan sebelah klinik. Memang tadi Ran sempat melihat ada sebuah ruangan tertutup dekat kontrol panel mesin kapal. Dia tadi mengira itu adalah ruang panel yang lain. Lagipula dia dan Ben tak sempat untuk memeriksa lebih lanjut. Ruang itu terkunci.
Ran berjingkat. Perlahan-lahan. Mendekatkan telinganya pada pintu. Ada suara langkah kaki! Lirih tapi pasti.
Ran mundur. Mencoba mengamati keadaan sambil berpikir. Tak sengaja matanya terantuk pada sebuah benda kecil yang terpasang di sudut atas ruangan. Di keremangan. Tak terlihat jika tidak benar-benar diperhatikan. Wah! Itu kamera CCTV!
Ran buru-buru mengalihkan perhatian ke tempat lain. Hmm, berarti orang di dalam ruangan itu bisa memantauku dari tadi. Aku harus hati-hati. Ran berbalik badan. Berjalan menuju ruang mesin. Seolah-olah hendak memeriksa sesuatu di sana.
Setelah yakin lepas dari jangkauan CCTV, Ran memutuskan bersembunyi. Ini adalah permainan bertahan. Dia atau orang yang ada dalam ruangan itu yang sanggup bertahan untuk tidak bergerak terlebih dahulu dibanding yang lain.
Dan Ran memenangkan permainan! Pintu ruangan kecil itu perlahan-lahan membuka. Sepucuk senjata laras pendek lebih dahulu muncul sebelum akhirnya sesosok tubuh keluar dari pintu dengan waspada namun ragu-ragu. Ran terbelalak! Tepat saat sosok itu berdiri di bawah sinar lampu yang temaram beberapa depa dari pintu.