Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Tulang Belulang (Kepala Lab Sandra)

18 November 2018   02:33 Diperbarui: 18 November 2018   02:53 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desi Suyamto's Properties

Eksplorasi Pulau Tengkorak

Di kapal. Ran berpikir keras. Mereka memang membawa alat komunikasi. Tapi dia baru bisa menghubungi jika berada di anjungan. Tidak mungkin dia meninggalkan Cindy sendiri di dalam ruangan. Selain kondisinya yang belum jelas, juga karena serangan bisa datang sewaktu-waktu. Kepadanya atau Cindy.

Apa yang sedang mereka lakukan sekarang? Matahari rasanya sudah mulai tergelincir ke arah barat. Mereka seharusnya sudah kembali. Eksplorasi hanya bisa dilakukan di siang hari. Terlalu berbahaya untuk melakukan penyelidikan di pulau tak dikenal pada malam hari.

"Srrtt...srrttt."

Sebuah suara mencurigakan terdengar lirih di ruangan sebelah klinik. Memang tadi Ran sempat melihat ada sebuah ruangan tertutup dekat kontrol panel mesin kapal. Dia tadi mengira itu adalah ruang panel yang lain. Lagipula dia dan Ben tak sempat untuk memeriksa lebih lanjut. Ruang itu terkunci.

Ran berjingkat. Perlahan-lahan. Mendekatkan telinganya pada pintu. Ada suara langkah kaki! Lirih tapi pasti.

Ran mundur. Mencoba mengamati keadaan sambil berpikir. Tak sengaja matanya terantuk pada sebuah benda kecil yang terpasang di sudut atas ruangan. Di keremangan. Tak terlihat jika tidak benar-benar diperhatikan. Wah! Itu kamera CCTV!

Ran buru-buru mengalihkan perhatian ke tempat lain. Hmm, berarti orang di dalam ruangan itu bisa memantauku dari tadi. Aku harus hati-hati. Ran berbalik badan. Berjalan menuju ruang mesin. Seolah-olah hendak memeriksa sesuatu di sana.

Setelah yakin lepas dari jangkauan CCTV, Ran memutuskan bersembunyi. Ini adalah permainan bertahan. Dia atau orang yang ada dalam ruangan itu yang sanggup bertahan untuk tidak bergerak terlebih dahulu dibanding yang lain.

Dan Ran memenangkan permainan! Pintu ruangan kecil itu perlahan-lahan membuka. Sepucuk senjata laras pendek lebih dahulu muncul sebelum akhirnya sesosok tubuh keluar dari pintu dengan waspada namun ragu-ragu. Ran terbelalak! Tepat saat sosok itu berdiri di bawah sinar lampu yang temaram beberapa depa dari pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun