Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cemburu] Prolet pada Pedasnya Gado-gado

4 November 2018   13:33 Diperbarui: 4 November 2018   13:56 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Prolet terkikik geli. Berita ini lucu sekali. Masa ada orang babak belur, biru lebam, dihajar habis-habisan di klinik kecantikan. Oleh dokter khusus kecantikan. Bukannya tambah terlihat cantik, tapi malah nampak seperti habis terjatuh naik motor di tikungan.

Kemudian setelahnya terjadi keributan. Seantero negeri saling geram dan baku kecam. Duuhh, Prolet miris. Negerinya ini seperti pasar. Saling berteriak menjajakan dagangan tapi banyak sekali yang mengurangi timbangan.

Ah sudahlah, lebih baik aku fokus pada pekerjaan. Sekarang hampir akhir bulan. Sebentar lagi gajian. Semua payroll harus selesai sebelum tenggat waktu. Kalau molor, alamat seisi kantor akan menyumbangkan isi kebun binatang ke Prolet. Prolet nyengir lagi membayangkan itu.

Sebetulnya semua sudah selesai. Draft sudah dibuat, Pak Adm juga sudah tanda tangan. Hanya tinggal menunggu tanda tangan Tuan Putri saja. Ini masalahnya. Tuan Putri sedang cuti. Kalau dihitung sampai hari ini mungkin sudah lebih dari 10 hari.

Kemana sih Tuan Putri? Kenapa gak ada kabar ya? Biasanya yang lalu-lalu kalau sedang cuti dia selalu mengabari sedang berada di mana atau sedang apa. Ini sama sekali tidak. Prolet cemas.

Meskipun hubungannya dengan Tuan Putri lebih banyak antara staf dengan atasan tapi keduanya tahu ada semacam ikatan yang belum terdefinisikan di sana. Prolet paham dan banyak diam. Sedangkan Tuan Putri tidak diam cuma angin-anginan. Kali ini Prolet tersenyum getir. Hubungan yang aneh nian.

Prolet beranjak ke pantry. Haus. Lagipula sepertinya dia perlu kopi panas. Prolet menahan langkahnya sebelum masuk. Ada suara gaduh di dalam.

"Benarkah? Ah Sahwat, aku tidak percaya! Kamu adalah produsen hoax nomor satu di kantor ini." Itu suara Bos Kecil.

"Ya ampun Bapak. Saya tidak bohong. Berita ini A1 langsung dari sumbernya," suara Sahwat berusaha meyakinkan.

"Sumbernya? Langsung dari Tuan Putri? Ah masa sih?" Dari nadanya Bos Kecil tetap tak percaya. Namun ada sedikit nada provokasi supaya Sahwat melanjutkan ceritanya.

"Benar Pak. Tuan Putri sebelum cuti sempat bicara ke saya bahwa cutinya akan lama karena akan mengurus en...geg..men gitu. Saya langsung cari di kamus online Pak. Itu artinya pertunangan." Sahwat terlihat begitu bangga dengan beritanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun