Lelaki yang di tangannya memegang sabit
hasilnya tadi malam mencuri bulan
termangu menatap hasil jarahannya
ada sesal di matanya yang jalang
bukankah langit nanti akan kehilangan mata?
lalu bumi tak nampak lagi
dan penghuninya terperangkap dalam sunyi
Lelaki itu mendaratkan ciuman
pada pipi matahari
berharap sangat hatinya menghangat
kemudian bisa bertukar tempat
dengan sepasang rel kereta api
selalu berduaan
sampai karat membuat mereka digudangkan
Lelaki yang di benaknya tersusun dari helaian kertas
menumpahkan tinta di tangannya
dilaburkan pada tembok pembatas
antara kegilaan dan rasa waras
ketika dia menuliskan sajak
teruntuk benaknya yang beronak
sebagiannya telah koyak
Lelaki itu meminta pelukan
kepada senja untuk menghilangkan kecemasan, terhadap malam
kepada pagi untuk melepaskan rasa bersalah, terhadap dinihari
sampai nanti hatinya bersih kembali
entah kapan
yang penting sebelum dirinya mati
Bogor, 19 Oktober 2018