Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Seorang Lelaki

19 Oktober 2018   16:08 Diperbarui: 19 Oktober 2018   16:16 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki yang di tangannya memegang sabit
hasilnya tadi malam mencuri bulan
termangu menatap hasil jarahannya
ada sesal di matanya yang jalang
bukankah langit nanti akan kehilangan mata?
lalu bumi tak nampak lagi
dan penghuninya terperangkap dalam sunyi

Lelaki itu mendaratkan ciuman
pada pipi matahari
berharap sangat hatinya menghangat
kemudian bisa bertukar tempat
dengan sepasang rel kereta api
selalu berduaan
sampai karat membuat mereka digudangkan

Lelaki yang di benaknya tersusun dari helaian kertas
menumpahkan tinta di tangannya
dilaburkan pada tembok pembatas
antara kegilaan dan rasa waras
ketika dia menuliskan sajak
teruntuk benaknya yang beronak
sebagiannya telah koyak

Lelaki itu meminta pelukan
kepada senja untuk menghilangkan kecemasan, terhadap malam
kepada pagi untuk melepaskan rasa bersalah, terhadap dinihari
sampai nanti hatinya bersih kembali
entah kapan
yang penting sebelum dirinya mati

Bogor, 19 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun