Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara dari Dalam Batu

16 Oktober 2018   10:04 Diperbarui: 16 Oktober 2018   10:52 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyuarakan kelembutan waktu. Menanti tetesan hujan. Berbaik hati membuatkannya lubang. Lubang tempatnya menandai usia. Dari masa yang bertingkat jejaknya.

Sekaligus juga untuk mengintai. Di manakah awal badai. Sehingga bisa bertahan dengan nyaman. Meski angin ribut coba menghamburkan ancaman.

Suara dari dalam batu. Adalah suara rindu. Atas kelembutan yang mengurai semua kekerasan. Apakah itu dari hati ataupun kejadian. Ke dalam satu bejana. Sebuah wadah untuk memilah. Antara yang baik dan buram. Supaya kelak tak menimbulkan kesimpulan yang begitu suram.

Semua juga tahu. batu adalah wakil dari keteguhan. Batu karang yang tetap menjulang atas hantaman gelombang. Batu gunung yang sanggup menahan beratnya kepundan. Batu kali yang seringkali bisa menahan ganasnya air bah pada sungai yang selalu pasrah terhadap keadaan.

Suara dari dalam batu. Kedengarannya tidaklah merdu. Namun bila didengarkan baik-baik. Itulah sesungguhnya peringatan terbaik. Bagi kita yang kadang-kadang lebih suka membiarkan pikiran berkubang dalam pelik.

yang pada akhirnya mendorong kita untuk terjungkir-balik.

Bogor, 16 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun