Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beberapa Keajaiban Pertunjukan Opera

15 Oktober 2018   22:05 Diperbarui: 15 Oktober 2018   22:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah pertunjukan opera. Hanya bisa terjadi jika panggungnya ada. Tak bisa sembarangan saja. Para pelakonnya mesti tahu bagaimana cara meladeni peran. Agar sanggup mempersembahkan beberapa keajaiban;

1) Panggung dibuat dengan sungguh-sungguh. Dari batang kayu yang tak rapuh. Bila panggung pada saatnya memang harus runtuh. Maka itu semua karena gegap-gempita membahana. Bukan karena hiruk-pikuk yang mengada-ada.

2) Para pelakon merias wajahnya dengan istimewa. Bermatakan air dan api, meronakan pipi menggunakan warna sunyi, bermaskarakan malam yang berusia renta, dan tak lupa memerahkan bibir dengan saga.

3) Runutan peristiwa yang dijalin. Menggambarkan drama yang terpilin. Itu semua untuk menunjukkan bahwa ceritanya berkisar dalam labirin. Tak mudah ditebak. Supaya airmata juga mudah merebak. Sekaligus memperlihatkan bahagia itu ternyata cuma bisa didapat dengan melintasi segala onak.

4) Musik yang menghantar. Mesti lebih menggelegar dari halilintar. Lebih lembut dari bisikan angin. Lebih mesra dibanding pagutan dingin. Para pemusiknya adalah maestro dari beberapa belahan musim. Selalu khidmat bermusik dalam suasana takzim.

5) Penonton terbelalak mata, tak mau bangkit dari kursinya, lalu bertepuk tangan pada akhirnya. Tanpa pura-pura di antaranya. Sebab penonton bukan bagian dari sandiwara. Merekalah saksi yang tak perlu disumpah janji. Bila itu terjadi, tak pelak operanya adalah reka-reka mimpi.

Saat opera ditutup secara sederhana. Keajaiban itu terasa masih ada. Para pelakonnya tahu bagaimana cara bergembira. Sedangkan penontonnya mengerti bagaimana cara berbahagia.

Bogor, 15 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun