Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puputan, Satu-satunya Pilihan

23 Juli 2018   18:13 Diperbarui: 23 Juli 2018   18:50 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika seluruh dunia berkata tidak.  Bukan berarti surut langkah lalu darah tercampak.  Tunduk bersimpuh seperti abdi dalem yang patuh.  Menyerah kalah pada musuh.  Musuh yang menyelinap dalam kepala.  Menyuntikkan semacam bisa yang disebut putus asa.

Puputan.  Adalah satu-satunya pilihan.  Tak ada waktu lagi kalau hendak bersembunyi.  Apalagi jika berniat masuk hingga kedalaman tempurung sunyi. Ini tak ubahnya dengan pawang hujan yang tak mau kebasahan.  Setelah angin memenangkan pertarungan.

Cerita tak akan berakhir jika tak dimulai.  Jadi teruslah merangkak, meski kegelapan enggan melunak.  Teruslah berusaha berdiri, meski angin ribut tak henti membuat jeri.  Teruslah berlari, meski lumut dan batu berniat menyandung kaki.

Di setiap kelumpuhan ada sayap yang bisa menggantikan.  Di setiap kebutaan ada cahaya yang sanggup mencarikan jalan.  Di setiap tuli ada suara-suara yang berbisik membahagiakan.  Di setiap kejatuhan selalu ada pijakan untuk membangkitkan.  Di setiap labirin selalu ada jalan keluar.  Tinggal seberapa banyak keringat yang dipersembahkan untuk menguar.

Ketika seluruh dunia berkata iya.  Tidak lantas itu berarti bahagia.  Puputan adalah satu-satunya cara.  Menjadi hulubalang penjaga agar bahagia bukan lagi rahasia.

Jakarta, 23 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun