Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi │Buku Rindu

20 Juli 2018   11:41 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis dengan hati-hati di atas batu. Mengikuti alur waktu. Tintanya rasa cinta. Penghapusnya airmata.

Halaman demi halaman dituliskan. Bab demi bab diselesaikan. Catatan kakinya adalah mimpi. Sampulnya direkatkan oleh sunyi.

Buku rindu dipajang dalam almari. Dikunci menggunakan gembok dari kekuatan hati. Lacinya adalah kumpulan dari pengertian.  Dibuka tutup memakai pelumas dari pengharapan.

Pada saat membaca dibantu penerangan lampu dari purnama. Jika belum habis dibatasi oleh tanda dari gerhana. Ceritanya intisari dari ramayana. Namun dengan rahwana sebagai pelakonnya.

Setelah tamat. Buku rindu disimpan kembali secara khidmat. Sebagai bukti atas tunainya janji. Seperti perilaku suci matahari terhadap bumi.

Bogor, 20 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun