Memercik ke segala arah
Cahaya matahari terantuk kepundan Merapi
Menampakkan silhuet patah-patah
Gunung yang pernah melahap kematian
Ketika kemarahan tak lagi bisa ditahan
Ribuan anak muda
Menatap lembaran kertas di hadapannya
Dengan mata senanar elang lapar
Sanggupkah mengudara setinggi-tingginya
Sembari berharap sayap mereka ditumbuhkan kota Yogyakarta
Putaran roda pedati
Sedang menampakkan pertaruhan
Anak-anak muda yang membuang ingus kelelahan
Dahi berkerut dan otak mengerut
Dihajar bayangan masa depan yang
Mengejar mereka laksana pemangsa
Zaman tak kenal kata iba
Bagi orang-orang yang menyimpan keringatnya
Hanya untuk melukis angan-angan
Tanpa mau terjepit pintu
Atau tertusuk ranting kayu
Atau terlukai sesuatu
Menjadi seorang penakluk
Berarti harus berjalan, melompat dan berlari
Bukannya duduk, disusui dan disuapi
Seperti perjuangan air dalam melubangi kerasnya batu
Tak mau sudah sebelum airnya menggenang di situ
Itu baru namanya seorang pemburu waktu
Yogyakarta, 8 Juli 2018