Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan yang tak Mau Kehilangan Lagi

24 Juni 2018   19:33 Diperbarui: 24 Juni 2018   19:36 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan itu meratapi waktu.  Setelah berusaha sekerasnya membalik pendulum agar bergerak ke arah sebaliknya. Dia ingin memutar waktu. Kembali mendekati masa lalu. Ada satu serpihan di sana yang ingin diambilnya. Dia tidak rela itu menjadi kenangan. Dia inginkan itu untuk masa depan.

Perempuan itu memanggil bulan.  Benda bercahaya yang biasanya menyimpan masa silam seseorang. Mungkin bisa dengan cara ini. Menggali arsip dan memori. Di rongga bulan yang serupa almari.

Bulan sama sekali tak keberatan. Sudah jamak bagi orang yang ingin membetulkan kenangan, mengorek wajahnya hingga lebam. Melalui tatapan dan ratapan.

Perempuan itu berhasil menemukan apa yang dicarinya. Meletakkannya di jendela. Kenangan yang ini harus dihangatkan kembali. Oleh cahaya matahari dan wangi melati.

Dia tak mau kehilangan lagi. 

Bogor, 24 Juni 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun