Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belajar dari Kupu-kupu Kemalaman, Ngengat pun Tak Hendak Kesiangan

6 Juni 2018   01:45 Diperbarui: 6 Juni 2018   01:47 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seekor kupu-kupu kemalaman.  Hinggap di daun flamboyan.  Warnanya yang coklat menyembunyikannya dalam gelap.  Mungkin dia tersesat.  Lupa alamat.

Kupu-kupu itu tak mau pergi.  Menunggu pagi.  Dia akan terbang lagi.  Menelusuri di bagian mana dia lupa.  Bukankah ruang pengembaraannya tak lebih dari situ-situ saja.

Di tempat tak terlalu jauh.  Seekor ngengat menghapus peluh.  Setelah berhasil memburu sinar lampu.  Tempat singgahnya sementara waktu.  Hingga malam berlalu.

Ngengat itu tak mau kesiangan.  Belajar dari kupu-kupu yang kemalaman.  Cahaya terang akan membuatnya terlihat kusam.  Silau matahari akan membuat harga dirinya tenggelam.

Belajar dari kupu-kupu.  Menghindari tergelincirnya waktu.  Belajar dari ngengat.  Seperti apa mengendarai waktu dengan tepat.

Semua itu memang tentang waktu.  

Pelalawan, 5 Juni 2018

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun