Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Skenario Cinta dan Takdir yang Mengikutinya

25 Mei 2018   23:02 Diperbarui: 25 Mei 2018   23:16 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kecil kopi menyudahi lamunan.  Sekujur urat syaraf dipermainkan.  Pada malam yang menggapai-gapai mencari pegangan.  Tubuhnya goyah mencari arah kemana gelapnya mesti tumpah.

Kopi ini menggunakan dua pemanis buatan.  Satu, dari kenangan ketika diayun lembut lengan ibunda.  Dua, ketika disapa oleh cinta yang dikirim oleh gelombang pantai laut utara.

Lahirlah skenario berdurasi lama.  Tentang kasih ibu yang tak lekang dipanggang usia bumi.  Juga tentang cinta seorang perempuan yang tak bisa usang sebab dilapisi cahaya matahari.

Sutradaranya adalah takdir.  Memerintahkan tayang apabila ingatan telah selesai dibasuh.  Atas kerinduan yang sengaja diciptakan di antara kerumunan lusuh dan peluh.

Kameranya difokuskan pada hujan yang sebentar lagi datang.  Menyorot sebidang tanah yang banyak ditumbuhi ilalang.  Didesak oleh angin.  Lengan-lengan tajamnya lalu terpelanting.

Pengambilan gambar dihentikan.  Serta merta.  Hujan ternyata tidak merata.  Memilih tempat-tempat yang sedang sakit.  Layu dan kekeringan.

Setelah semua adegan dianggap utuh.  Tirai panggung dibuka perlahan.  Memperlihatkan para pemerannya kebingungan.  Mata jelalatan kesana kemari.  Mencari-cari.  Apakah benar peran yang dilakoni selama ini.  Atau jangan-jangan semua ini adalah terjemahan bebas dari mimpi.

Bogor, 25 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun