Larutkan malam dengan gula batu. Â Kataku. Â Bersama secangkir kopi yang mesti dipanasi lagi. Â Gelegak didihnya akan membangkitkan kekuatan. Â Menghitung berapa jumlah hujan. Â Menjatuhi cekungan genangan. Â
Jika tak ada air yang cukup untuk dijerang. Â Tadahlah hujan. Â Kumpulkan setiap tetesnya. Â Endapkan di dalam tempayan. Â Itu cukup bagimu melewatkan dinginnya malam.
Jika tak ada api untuk menghidupkan tungku. Â Bakar sedikit kekecewaan terhadap dunia yang memutuskan anak-anak menjadi yatim piatu. Â Dalam peperangan dan musibah yang mengharu biru.
Jika apinya tak mau membesar karena angin terlalu kencang. Â Mintalah sedikit percikan dari sisa-sisa cahaya matahari. Â Pemantik abadi yang tak perlu lagi dikipasi.
Apabila semuanya sudah terhidang. Â Duduklah terpekur di teras depan. Â Nikmati bagaimana rasa manis mengelus tenggorokan. Â Setelah pahit senantiasa menggaduhi pikiran.
Bogor, 20 Mei 2018