Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Reinkarnasi (Bab 12)

16 Mei 2018   16:30 Diperbarui: 16 Mei 2018   16:41 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raja menghirup udara malam dalam-dalam.  Suara Harpy yang mengerikan itu semakin mendekat.  Raja berlari ke arah lokomotif.  Dia mengkhawatirkan sesuatu.

Benar saja.  Dua orang masinis terkulai lemas di kursi lokomotif.  Pantas saja kereta ini tidak berjalan kembali.  Rupanya serangan suara pertama tadi memang ditujukan kepada para masinis agar kereta terhenti.

Belum sempat Raja melakukan sesuatu, suara berdesir kuat menyambar ke arahnya diikuti angin tajam yang berusaha menyayat tengkuknya.  Raja bergulingan menghindar sambil melihat bayangan hitam terbang menjauh setelah gagal dalam serangan pertama.

Raja dipenuhi adrenalin.  Dia tidak tahu harus berbuat apa tapi sebuah energi besar di dalam tubuhnya memberontak.  Telapak tangannya memanas dengan cepat.  Tepat saat bayangan hitam besar itu menyambar lagi dari angkasa, tangannya yang memanas mengeluarkan sebuah cahaya kemerahan. 

Wussss...bressss....koaaaaakkkkkk

Terdengar suara menguak keras ketika telapak tangan Raja menangkis serangan mistis itu.  beberapa lembar bulu hitam berhamburan ke tanah.  Raja merasakan sesuatu yang perih di lengannya.  Sebuah luka memanjang meneteskan darah segar.  Rupanya kuku tajam burung hitam besar itu berhasil melukai lengan Raja.

Raja membuka baju luar dan segera membungkus lengannya erat-erat.  Lukanya cukup dalam dan rasanya panas menyengat.  Sepertinya cakar burung mistis itu beracun.  Paling penting adalah menjaga agar dia tidak kehabisan darah.  Racun tidak perlu dikhawatirkan.  Raja sangat meyakini cincin di jarinya pasti membantunya menangkal racun.

Sambil mengeratkan ikatan, Raja terus memperhatikan langit.  Pasti akan ada serangan susulan.  Dia juga berhasil melukai burung besar itu.  Bisa jadi serangan berikutnya adalah serangan yang lebih ganas dan kuat.

------

Mobil FWD modifikasi Sin Liong berdecit keras dan mengerem tiba-tiba saat Citra berteriak kencang agar Sin Liong menghentikan mobil.  Sin Liong dan Mang Candra memperhatikan Citra yang berdiam di jok belakang sambil memejamkan mata.  Wajahnya terlihat sangat cemas.  Keringat dingin terlihat membanjiri kening dan lehernya.

Citra harus mengerahkan pikirannya untuk melakukan koneksi dengan apa yang sedang terjadi dengan Raja di suatu tempat di sana.  Raja sedang menemui kesulitan.  Citra bisa merasakan itu dengan kuat.  Sesuatu mencoba mengganggu perjalanan Raja.  Sesuatu yang besar dan mistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun