Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Reinkarnasi (Bab 10)

15 Mei 2018   21:30 Diperbarui: 15 Mei 2018   21:29 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raja berhasil meyakinkan ibunya lewat telpon yang dipinjamnya dari sopir truk baik hati yang ditumpanginya.  Bahkan ibunya bisa transfer lewat rekening pak sopir untuk bekalnya ke Jawa Timur. 

Setelah urusan keuangan beres, termasuk memberi tip yang cukup besar bagi pak sopir truk, Raja segera menuju stasiun kereta Bandung.  Baju ganti beli seadanya saja di pasar nanti.  Bukan hal prinsip.  Yang penting dia sampai Surabaya.

Tiket sudah dibeli.  Perut juga telah terisi.  Raja duduk di ruang tunggu stasiun.  Pikirannya melayang kepada Citra.  Gadis dari masa lampau itu pasti sedang gundah dan cemas.  Tapi bagaimana cara dia menghubungi?  Gadis itu tidak punya handphone atau media sosial lainnya.  Raja sedikit menggerutu dalam hati.  Masa sih jaman begini pakai telepati.  Uuhh.

Jadwal kereta menuju Surabaya pukul 21.00.  Dia masih punya waktu beberapa jam.  Hmm, aku harus beli handphone yang murah saja supaya tidak kehilangan kontak.  Raja menyesal tidak meminta no handphone Babah Liong yang kelihatannya bisa dijadikan jembatan untuk berkomunikasi dengan Citra.  Atau? Ya, dia akan browsing untuk mencari no telepon toko buku Babah Liong.  Raja lega.  Masih ada jalan untuk menjaga komunikasi dengan Citra.

-----

Sin Liong menyetir pelan-pelan di tengah kota Sumedang.  Dia sengaja berputar untuk menghindari berpapasan dengan Mada dan rombongan yang mungkin saja melanjutkan perjalanan ke timur.  Citra mempunyai firasat lain.  Gadis ini meminta Sin Liong untuk terus menuju ke arah timur lewat Cirebon.  Firasatnya mengatakan Raja sekarang sedang menuju ke Jawa Timur untuk menyelidiki keberadaan Gerbang Waktu Bubat.

Sin Liong tidak keberatan.  Lagipula papanya sudah memberitahu bahwa dia ditugaskan khusus untuk mengawal putri reinkarnasi ini.  Sin Liong paham benar situasi yang berkembang terkait manuskrip kuno mengenai reinkarnasi Putri Galuh Pakuan.  Papanya bercerita secara lengkap kepadanya.  Babah Liong memang mempercayakan keselamatan Citra kepada Sin Liong.  Pemuda tangguh yang sudah ditempa oleh berbagai macam latihan dan pengalaman.

Mobil 4WD modifikasi lalu mengambil arah ke Cirebon dan melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur lewat jalur utara.  Mang Candra tidak keberatan untuk terus ikut, meskipun Sin Liong tidak berterus terang sepenuhnya pada apa yang sebenarnya terjadi.

-----

Mada berdiri di pinggir jalan menyaksikan evakuasi mobil pick up yang terperosok ke jurang.  Kupu-kupu yang tadi beterbangan sudah menghilang.  Wangi parfum putri kerajaan juga melenyap cepat.  Ini artinya putri reinkarnasi itu sudah pergi.

Pengawalnya yang sekarang berkumpul di belakangnya telah melaporkan tidak menemukan apa-apa di bawah selain mobil pick up yang ringsek.  Tidak ada jenazah atau tanda-tanda Raja di sana.  Mada memutar otaknya.  Jadi pemuda itu tidak menjadi korban mobil pick up yang tercebur jurang.  Lalu dimana dia?

Mada memejamkan mata sejenak.  Mengingat-ingat ritualnya dua hari yang lalu.  Cermin itu menuliskan; kunci dari terbukanya Gerbang Waktu adalah jika putri reinkarnasi bersatu dengan seorang pemuda yang merupakan titisan masa lalu bersama-sama membuka dimensi waktu di Bubat.

Kalau begitu apakah sebaiknya aku mencegat mereka di Bubat dan berjaga dengan kekuatan penuh di sana?  Jikapun itu terjadi apakah Trah Pakuan akan melancarkan serangan terbuka?  Mada memenuhi benaknya dengan pertanyaan-pertanyaan.

Hmm, tidak ada pilihan lain!  Dia harus memperkuat penjagaan di sana.  Pak Kromo sudah melaporkan bahwa pembangunan pagar sekeliling sudah mulai dilakukan.  Selain itu para penjaga dilipat tigakan agar tidak ada lagi orang yang berhasil masuk ke wilayah perbukitan milik Mada.

Tapi kalau putri reinkarnasi itu tiba di sana.  Mada tidak yakin orang-orangnya yang berasal dari masa kini itu bisa menahan.  Dia harus berada di sana.  Secepatnya.

-----

Raja memperhatikan lalu lalang para penumpang di stasiun Bandung.  Semakin malam malah semakin banyak yang berdatangan.  Terbersit dalam pikiran Raja seandainya dia bisa melakukan perjalanan ini bersama Citra, alangkah indahnya.  Raja lalu membayangkan seperti apa sebenarnya yang dinamakan Gerbang Waktu.  Bagaimana masuk ke masa lalu dan merubah sejarah berdarah menjadi kisah cinta yang indah. 

Apakah ini bukan melawan kehendak Tuhan?  Jika memang ada tersedia upaya untuk membetulkan sesuatu yang bengkok,  bukankah Tuhan juga tidak sembarangan memberikan jalan? Raja sedikit pusing saat memikirkan semua skenario yang berkelebatan di kepalanya.

Dia sudah berhasil mencatat no telepon Toko Buku Babah Liong.  Sudah juga dicobanya menelepon.  Anehnya, supaya bisa masuk dan diterima, Raja harus melakukan verifikasi dengan mengatakan kalimat yang dituntun oleh mesin penjawab; saya pemegang rahasia yang teguh. 

Setelah itu dia juga harus menghadapkan wajahnya ke kamera selama beberapa detik.  Barulah suara manusia yang sesungguhnya menjawab dari seberang sana.  Suara perempuan.  Raja mengingat-ingat apakah ada perempuan ketika dia berada di toko buku aneh itu.  Raja memutar bola matanya.  Rasanya hanya Babah Liong yang asyik dengan buku bacaannya.  Tidak ada perempuan sama sekali.

Ketika Raja menanyakan adakah Citra di sana, perempuan itu menjawab bahwa Citra sedang dalam perjalanan menuju Jawa Timur.  Kemudian Raja menanyakan bagaimana cara menghubungi Citra, perempuan itu mengatakan bahwa Citra tidak bisa dihubungi dan bila Raja ingin tahu kabarnya atau ingin berkabar kepada Citra maka Raja bisa setiap saat menghubungi Babah Liong.

Raja kembali menggerutu dengan kerumitan yang diciptakan oleh mereka.  Dia akhirnya menitipkan pesan kepada Babah Liong untuk disampaikan kepada Citra bahwa dirinya sedang menunggu kereta yang akan membawanya menuju Surabaya.

-----

Citra memperhatikan pesan di layar monitor mobil Sin Liong.  Pesan dari Babah Liong bahwa Raja akan berangkat ke Surabaya malam ini menggunakan kereta.  Citra tersenyum lega.  Firasatnya benar.  Pemuda yang mengesankan hati Citra itu harus diakui cerdik berkat keputusannya untuk berkomunikasi dengannya melalui Toko Buku Babah Liong.  Citra kembali tersenyum.  Dia akan menunggu Raja di stasiun Gubeng Surabaya.

Petualangan membuka Gerbang Waktu sudah dimulai!

-----

Bersambung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun