Bagaimana Kau Bisa Menemuiku?

Tentu mudah saja.  Aku bisa kau temui di dalam rumah lebah.  Tempat bersarang ratu cantik yang tergolek lemah.  Menetaskan anak-anak perkasa yang kelak akan menyaingi keperkasaan elang.  Aku adalah rasa manis yang tak usah kau bandingkan dengan gula.  Akulah manis yang sesungguhnya.

Aku juga bisa kau temui di padang gurun.  Tempat matahari melabuhkan puncak panas.  Aku tumbuh di dalam rahim pasir.  Tubuhku dipenuhi duri yang siap merajam pemangsa seliar apapun.  Aku adalah pejuang tangguh.  Bahkan lebih tangguh dari Mamluk sang penakluk.

Ketika ada rasa pahit di mulutmu.  Kau ingin menghilangkannya tapi kau tidak tahu caranya.  Maka kau tepat mendatangiku.  Aku adalah simbol keberanian kerajaan besar.  Hidup di antara perisai, tombak dan pedang.  Aku adalah pahit yang paling pahit.  Tapi aku sanggup menghilangkan segenap rasa sakit.

Bagaimana kau bisa menemuiku bilamana yang kau cari adalah bahagia.  Datangilah mata yang menatapmu penuh harap.  Kau mendekat.  Lalu mendekap.  Mereka mengerjapkan bahagia karena tak perlu teringat lagi ibu bapa yang tiada.  Kau akan ikut bahagia.

Kau bisa menemuiku kapan saja.  Di mana saja.  Rasa apa saja.  Manis, pahit dan bahagia.  Cukup dengan menuliskan kata peduli.  Bersama hati.  Itu saja.

Bogor, 7 April 2018