Siang merapal mantra-mantra bagi kehadiran peristiwa. Â Sepertinya acara jamuan hari ini adalah sebuah drama.
Seorang wanita meradang di trotoar yang terlihat sedang menertawakannya. Â Kurang ajar! Â Bisiknya. Â Trotoar itu menyimpan kamera!
 Pak Gub, aku sedang disulitkan sebuah kesulitan.  Orang-orang ini belum tahu aku kenal Pak Gub dengan baik seperti pesisir mengenal pantainya. Â
Wanita itu memindahkan matahari ke hatinya. Â Panas membara. Â Orang-orang di hadapannya sedikit tergagap. Â Jika Gubernur adalah sahabat. Â Bisa saja mereka sedang berhadapan dengan malaikat.
 Pak Gub, tolong usir para hulubalangmu.  Aku akan melanjutkan perjalananku.  Aku tak mau terganggu.
Wanita itu meledakkan kata-katanya seperti petasan di tahun baru Cina. Â Berhamburan macam peluru mitraliur zaman perang dunia kedua.
 Pak Gub, ayo cepat bantu.  Telepon bawahanmu.  Aku tidak punya banyak waktu.
Orang-orang berseragam itu kelu. Â Lebih tepatnya membisu. Â Jika Gubernur saja bisa diburu-buru. Â Pastilah wanita ini seorang pemburu.
 Pak Gub, orang-orangmu ini perlu banyak belajar bagaimana mengenal rakyatnya yang tidak biasa.  Sudah aku bilang aku mengenalmu tapi mereka tetap diam layaknya batu.
Â
Siang mengambil alih situasi dengan cara sederhana. Â Lusinan terik diturunkan untuk semakin memanaskan suasana.